Contohnyadalam kehidupan anak muda, misalnya prinsip dalam mencari jodoh yang penting dia; seiman, kaya, pintar, anak pejabat, dan seterusnya. Yang termasuk dalam hakikat ini adalah Tasawuf i Pengajian Tasawuf Sirr Di Kalimantan Selatan. PENGAJIAN TASAWUF SIRR DI KALIMANTAN SELATAN. Penulis Ahmad Cetakan I, Desember 2014 Desain Cover LuthfiAnshari Tata Letak Sahriansyah Penerbit IAIN ANTASARI PRESS JL. A. Yani KM. 4,5 Banjarmasin 70235 Telp.0511-3256980 E-mail: antasaripress@iain-antasari.ac.id. JODOHPASTI ADA CINTA, CINTA BELUM TUNTU DA JODOH. TAUBAT merupakan prinsip kokok atau asas dalam kegiatan spiritual para sufi, kunci kebahagiaan bagi para murid dan syarat sahnya perjalanan menunju Allah. Hakikat Tasawuf" Tasawuf adalah ilmu yang tidak diketahui kecuali oleh orang yang mengatahui kebenaran. Dia tidak akan dikenal olah TATACARA MENGUASAI TASAWUF. Maka wajiblah beramal dengan Islam, Maka tidak ada tasawuf kecuali dengan fiqih, karena kau tidak mengetahui hukum-hukum ALLAH Ta'ala yang lahir kecuali dengan fiqih. (akidah), Islam (syari'ah) dan Ihsan (Hakikat). Atau amal Syari'ah, Thoriqoh dan Hakikah. Maka Syari'ah adalah menyembah ALLAH, Thoriqoh Tasawuffalsafi mempunyai beberapa karakteristik antara lain: 6 f a. Tasawuf ini didasarkan pada latihan rohaniyah untuk peningkatan moral, sedangkan ilmu iluminasi sebagai metode untuk mengetahui berbagai hakikat realitas, yang menurut penganutnya dapat dicapai dengan fana. b. TasawufAkhlak; AL-HIKAM Hakikat Doa bagi Para Wali Allah menurut Ibnu Athaillah Senin, 25 Desember 2017 | 13:05 WIB (via patheos.com) (via patheos.com) Bagikan: Ketika menghadapi suatu masalah atau memiliki hajat tertentu, kita melakukan ikhtiar-ikhtiar manusiawi termasuk salah satunya adalah berdoa kepada Allah SWT. Celakanya kita menganggap Dalampandangan Islam, istilah mistik lebih di kaitkan dengan tasawuf. Sufi atau tasawuf sebagai sarana umat Muslim untuk jalan mencapai ketenangan batin atau jiwa. Namun dalam prakteknya, seorang sufi juga menggunakan media-media pembantu dalam ritualnya seperti wewangian, tasbih, teks-teks sholawatan dan Alquran. EWKfxEm. Bagi sebagian orang mungkin mendengar kata tasawuf, mungkin sedikit asing. Tapi ketika mendengar pembahasan tentang bagaimana caranya menjaga hati dari iri dan dengki, mungkin sudah sini kita sudah paham, bahwa sebenarnya kita sudah terbiasa dengan tasawuf. Hanya saja mungkin dalam pembahasan sehari-hari yang terpisah dari kebiasaan hidup kita. Padahal kalau dipelajari lebih dalam soal tasawuf ini, ternyata memang salah satu bidang ilmu Islam yang praktis dalam contoh, ketika sedang dirundung masalah, sabar adalah motivasi yang paling sering kita dengar. Hanya saja, maksud dari sabar itu seperti apa, mungkin sampai saat ini kita masih belum bisa telah disinggung sebelumnya, tasawuf adalah bidang ilmu yang praktis. Tasawuf sebetulnya tidak perlu terlalu banyak teori, karena memang tergantung pada pengalaman spiritual kitab tasawuf yang ada, sebenarnya adalah gambaran dari pengalaman spiritual para ulama ketika mengarangnya. Disusun menjadi suatu kitab, karena para ulama merasa perlu dan bertanggung jawab untuk membawa umat Islam agar bisa menikmati cita rasa ketuhanan dalam kehidupan coba ambil sebagai contoh, ketika kita menghadapi masalah tertentu, kebanyakan orang terdekat kita akan mengatakan bahwa hidup manusia sudah diatur sejak pertama kali Allah meniupkan ruh kita di dalam rahim ibu kita. Di sana sudah dirinci tentang rezeki kita, jodoh, ajal, musibah, dan segala macam jalan tempuh yang kita pilih. Apa yang sudah terjadi hari ini, kita hanya perlu ridha menerima ketentuan Allah itu benar adanya. Tapi karena yang menerima nasehat belum mengalami pengalaman spiritual yang sedemikian kadarnya, bisa jadi ia merasa gundah gulana seperti orang yang paling menderita di muka penting bagi kita untuk mulai melakukan pelatihan diri secara lahir batin untuk kebaikan hidup kita karena keterbatasan ilmu yang kita miliki, kita hanya menganggap bahwa ibadah itu yang nampak saja, seperti shalat, zakat, haji, bersedekah, berbakti pada orang tua, berbuat baik pada tetangga, berdzikir mengingat Allah, dan sebagainya. Yang disebutkan barusan sebenarnya adalah ibadah fisik, yakni ibadah yang kita lakukan dengan anggota tubuh ibadah hati itu yang mana?Ibadah hati itu diantaranya adalah senantiasa menggantungkan segala urusan kepada Allah saja. Ketika kita ditimpa musibah, lepaskan hati kita dari perasaan beban, dan yakini dalam hati bahwa Allah menyayangi diumpamakan dengan orang tua kepada anaknya, mungkin seperti ini seorang anak di usia 10 tahun tidak mau shalat, maka dipukullah anak itu. Dipukulnya anak itu bukan karena benci, tapi karena sayang, sebab untuk apa lagi hidup kita kalau bukan untuk Allah saja?Demikian halnya ketika ada sesuatu yang tidak menyenangkan datang kepada kita. Mungkin kita tak senang, seperti anak dipukul bapaknya. Tapi Allah Maha Tahu mengapa sesuatu yang tidak menyenangkan itu harus datang kepada kita, sebagaimana alasan bapak memukul lain yang lebih terasa mungkin adalah shalat fardhu 5 waktu. Shalatnya kita berupa ucapan lisan dan gerakan fisik. Inilah amalan fisik atau amalan lahir. Sedangkan hadir dan sadarnya hati ketika shalat, memahami betul ucapan kita saat shalat, itulah amalan kita shalat berjamaah di masjid misalnya, berangkatnya kita dari rumah adalah amalan fisik. Tapi hati kita yang terpanggil dan bergegas memenuhi panggilan Allah dan tidak mengharapkan perkataan manusia sedikit pun—entah baik ataupun buruk—adalah amalan sedekah sampai 1 juta rupiah kepada tunawisma yang berada di pasar. Di sana ada orang banyak tentunya. Sedekah itu amalan fisiknya. Mau disembunyikan atau tidak ada keutamaannya masing-masing. Tapi hati kita yang hanya mengharap ridha Allah adalah amalan bagi hati sudah mengetahui hakikat dari tasawuf itu untuk apa, segeralah beramal dengan cita rasa hati yang berharap pada Allah. Tinggalkan juga segala macam keharaman karena takut pada-Nya. Dengan begitu, harapannya hati kita menjadi hati yang tenang, ridha pada Allah dan diridhai Allah. Sebagaimana firman Allah أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ“Wahai jiwa yang tenang!” QS. Al-Fajr 89 Ayat 27ارْجِعِىٓ إِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً“Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya.” QS. Al-Fajr 89 Ayat 28فَادْخُلِى فِى عِبٰدِى“Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,” QS. Al-Fajr 89 Ayat 29وَادْخُلِى جَنَّتِى“dan masuklah ke dalam surga-Ku.” QS. Al-Fajr 89 Ayat 30 Saya masih ingat pandangan saya dulu “Kalau dua insan sudah berjodoh, pasti mereka berdua memiliki banyak kesamaan dan kecocokan. memlih pasangan pun harus sesuai keinginan dan faktor kecocokan dan kriteria kita. lalu apa sih yg dimaksud dgn JODOH. Sebab, pasangan yang kini menjadi pendamping seumur hidup saya ternyata lebih banyak ketidak cocokannya malah bertentangan apa yg dulu bayanngkan dan inginkan. Akhirnya saya bisa mengambil kesimpulan sendiri, bahwa sebenarnya hakekat jodoh itu bukanlah seperti pandamgan saya dulu. ada lagi pandangan bahwa dua manusia yang merasa saling berjodoh pasti memiliki ikatan emosional, spiritual dan fisik antara keduanya. Hanya dengan menatap matanya, kita akan merasakan getaran dan cinta Benarkah seperti itu kah jodoh kita? lalu bagaimanakah bila ada pasangan pasutri belum pernah merasakan hal itu, karena selama pernikahannya yg ada penderitaan dan tekanan bathin kekecewaam dan demi kekecewaan. Menurut saya JODOH sesuatu yg klop dan matching yg ALLAH berikan sesuai kebutuhann kita. artinya bahwa karakter, sifat dan jiwa serta diri kita yg seperti ini akan klop dan matching bila diberi pasanggan seperti ini. Disanalah kita akan berkembang bersikap bijaksana konsekuensinya adalah bahwa pernikahan itu banyak hal tidak enaknya. inilah yg dimaksud RASULLAH bahwa nikah itu menyempurnakan agama, karena disanalah kita akan belajar shbar, tanggung jawab, komitmen dan belajar memaklumi. Jika pasangan merupakan cobaan untuk seseorang untuk melampaui batas maksimum kemampuannya, maka sebenarnya kesulitan serta masalah yang menyertai hadirnya pasangan hidul pasti akan dibarengi dengan kemampuan kita yang sangat pas untuk mengatasi kesulitan itu. INILAH yg dsbt jodoh atau klop. Karakter pasangan yang begini hanya cocok untuk menguji karakter kita yang begitu, karena akan memunculkan kemampuan kita hingga level sekian dan akan merubah dirimya hingga level sekian. Karena Allah menyukai orang-orang yang berpikir, maka hanya orang tua yang mau berpikir, bersabar dan berusaha maksimal saja yang berhasil menjalani pernikahannya. Ilustrasi Lauhul mahfudz jodoh Foto ShutterstockLauhul mahfudz jodoh adalah istilah yang digunakan untuk mengungkap takdir jodoh seseorang berdasarkan garis ketetapan Allah Swt. Tidak ada seorang manusia pun yang mengetahui kebenarannya, termasuk Rasulullah dalam buku Mengikuti Zaman Tanpa Berpaling dari Agama karya M. Aqil, wanita atau pria baik akan dipertemukan dengan jodoh yang baik pula, begitu pun sebaliknya. Namun dalam proses pencariannya, jodoh tetap harus melalui usaha dan ikhtiar adalah cerminan diri seseorang. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda “Ruh-ruh itu diibaratkan seperti tentara yang saling berpasangan, yang saling mengenal sebelumnya akan menyatu dan yang saling mengingkari akan berselisih.” HR. Bukhari dan MuslimBicara soal lauhul mahfudz jodoh, seperti apa hakikat kedudukannya dalam Islam? Nah, artikel berikut akan membahasnya secara tuntas. Hakikat Lauhul Mahfudz JodohIlustrasi Lauhul mahfudz jodoh Foto ShutterstockLauhul mahfudz jodoh adalah ketetapan mutlak yang diberikan kepada manusia. Sebagai takdir Allah, jodoh seseorang telah dituliskan sejak tahun lalu, tepatnya sebelum manusia dilahirkan di bumi. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabdaكَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ"Allah mencatat takdir setiap makhluk tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” HR. MuslimMeski telah ditetapkan di lauhul mahfudz, jodoh tetap harus diperjuangkan. Umat Muslim dianjurkan berikhtiar semaksimal mungkin untuk menjemput jodoh terbaik menurut beberapa hadits, Rasulullah SAW telah memberikan anjuran memilih jodoh kepada umat Muslim. Setidaknya ada 5 kriteria utama yang harus dipertimbangkan, yakni sebagai berikutIlustrasi Lauhul mahfudz jodoh Foto Dok. Shutterstock1. Wanita atau pria yang baik agamanyaMenurut Ahmad Zakarsih dalam buku Menakar Kufu dalam Memilih Jodoh, anjuran untuk memilih calon pasangan yang baik agamanya tercatat dalam hadits berikut المرأة لأربع لمالها ولحسبها وجمالها ولدينها، فاظفر بذات الدين تربت يداكinya“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih karena agamanya keislamannya, sebab kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.” HR. Bukhari-Muslim2. Wanita yang penyayang dan suburتزوجوا الودود الولود فاني مكاثر بكم الأمم“Nikahilah wanita yang penyayang dan subur! Karena aku berbangga dengan banyaknya ummatku.” HR. An Nasa’I dan Abu Dawud3. Mengetahui baik agama dan akhlaknya عن أبي هريرة قال رسول الله صلى الله عليه و سلم إذا أتاكم من ترضون خلقه و دينه فانكحوه إلا تفعلوا تكن فتنة في الأرض وفساد عريض . رواه الحاكم وقال هذا حديث صحيح الإسناد و لم يخرجاه"Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda “Apabila datang kepada kalian siapa yang kalian ridhai akhlak dan agama nya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak kalian lakukan, niscaya akan menjadi fitnah dan muka bumi dan kerusakan yang luas.” HR. Al-Hakim – sanadnya shahihilustrasi Lauhul mahfudz jodoh Foto Shutterstock4. Hiasan terbaik bagi seorang pria adalah wanita sholihahالدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَاالْمَرْأَةُ الصَّالِحَة“Dunia adalah hiasan, dan sebaik-baik hiasan dunia adalah wanita Sholehah.” Muslim5. Nikahi wanita yang merdekaمَنْ أَرَادَ أَنْ يَلْقَى اللَّهَ طَاهِرًا مُطَهَّرًا فَلْيَتَزَوَّجْ الْحَرَائِرَ“Barang siapa yang mau menghendaki Allah dalam keadaan suci dan disucikan, maka hendaklah dia mengawini wanita merdeka." HR. Imam ibn MajahApa itu lauhul mahfudz jodoh?Kapan Allah menuliskan garis ketetapan jodoh hamba-Nya?Apa saja kriteria jodoh yang baik menurut Rasulullah SAW? PendahuluanDefinisi Tasawuf/SufiLahirnya Ajaran TasawufPendahuluanالحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وآله وصحبه أجمعين، أما بعدIstilah “sufi” atau “tasawuf” tentu sangat dikenal di kalangan kita, terlebih lagi di kalangan masyarakat awam, istilah ini sangat diagungkan dan selalu diidentikkan dengan kewalian, kezuhudan dan kesucian jiwa. Bahkan mayoritas orang awam beranggapan bahwa seseorang tidak akan bisa mencapai hakikat takwa tanpa melalui jalan ini diperkuat dengan melihat penampilan lahir yang selalu ditampakkan oleh orang-orang yang mengaku sebagai ahli tasawuf, berupa pakaian lusuh dan usang, biji-bijian tasbih yang selalu di tangan dan bibir yang selalu bergerak melafazkan zikir, yang semua ini semakin menambah keyakinan orang-orang awam bahwasanya merekalah orang-orang yang benar-benar telah mencapai derajat wali kekasih Allah ta’alaSebelum kami membahas tentang hakikat tasawuf yang sebenarnya, kami ingin mengingatkan kembali bahwa penilaian benar atau tidaknya suatu pemahaman bukan cuma dilihat dari pengakuan lisan atau penampilan lahir semata, akan tetapi yang menjadi barometer adalah sesuai tidaknya pemahaman tersebut dengan Al Quran dan As Sunnah menurut apa yang dipahami salafush bukti akan hal ini kisah khawarij, kelompok yang pertama menyempal dalam islam yang diperangi oleh para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di bawah pimpinan Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu anhu berdasarkan perintah Rasulullah shallallahu alaihi wa kalau kita melihat pengakuan lisan dan penampilan lahir kelompok khawarij ini maka tidak akan ada seorang pun yang menduga bahwa mereka menyembunyikan penyimpangan dan kesesatan yang besar dalam batin mereka, sebagaimana yang digambarkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika beliau menjelaskan ciri-ciri kelompok khawarij ini, beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda“…Mereka orang-orang khawarij selalu mengucapkan secara lahir kata-kata yang baik dan indah, dan mereka selalu membaca Al Quran tapi bacaan tersebut tidak melampaui tenggorokan mereka tidak masuk ke dalam hati mereka…” HSR Imam Muslim 7/175, Syarh An Nawawi, cet. Darul Qalam, dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu.Dan dalam riwayat yang lain beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda “… Bacaan Al Quran kalian wahai para sahabatku tidak ada artinya jika dibandingkan dengan bacaan Al Quran mereka, demikian pula shalat kalian tidak ada artinya jika dibandingkan dengan shalat mereka, demikian pula puasa kalian tidak ada artinya jika dibandingkan dengan puasa mereka HSR Imam Muslim 7/175, Syarh An Nawawi, cet. Darul Qalam, dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhuMaka pada hadits yang pertama Beliau shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan tentang ciri-ciri mereka yang selalu mengucapkan kata-kata yang baik dan indah tapi cuma di mulut saja dan tidak masuk ke dalam hati mereka, dan pada hadits yang ke dua Beliau shallallahu alaihi wa sallam menerangkan tentang penampilan lahir mereka yang selalu mereka tampakkan untuk memperdaya manusia, yaitu kesungguhan dalam beribadah yang bahkan sampai kelihatannya melebihi kesungguhan para Sahabat radhiyallahu anhum dalam beribadah karena memang para Sahabat radhiyallahu anhum berusaha keras untuk menyembunyikan ibadah mereka karena takut tertimpa riyaYang kemudian prinsip ini diterapkan dengan benar oleh Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu anhu, sahabat yang meriwayatkan hadits di atas, tatkala kelompok khawarij keluar untuk memberontak dengan satu slogan yang mereka elu-elukan “Tidak ada hukum selain hukum Allah azza wa jalla“. Maka Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu anhu menanggapi slogan tersebut dengan ucapan beliau radhiyallahu anhu yang sangat masyhur -yang seharusnya kita jadikan sebagai pedoman dalam menilai suatu pemahaman- yaitu ucapan beliau radhiyallahu anhu “slogan mereka itu adalah kalimat yang nampaknya benar tetapi dimaksudkan untuk kebatilan.”Semoga Allah azza wa jalla Merahmati Imam Abu Muhammad Al Barbahari yang mengikrarkan prinsip ini dalam kitabnya Syarhus Sunnah dengan ucapan beliau “Perhatikan dan cermatilah -semoga Allah azza wa jalla merahmatimu- semua orang yang menyampaikan satu ucapan/pemahaman di hadapanmu, maka jangan sekali-kali kamu terburu-buru untuk membenarkan dan mengikuti ucapan/pemahaman tersebut, sampai kamu tanyakan dan meneliti kembali Apakah ucapan/pemahaman tersebut pernah disampaikan oleh para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallamradhiyallahu anhu atau pernah disampaikan oleh ulama Ahlussunnah? Kalau kamu dapati ucapan/pemahaman tersebut sesuai dengan pemahaman mereka radhiyallahu anhum berpegang teguhlah kamu dengan ucapan/pemahaman tersebut, dan janganlah sekali-kali kamu meninggalkannya dan memilih pemahaman lain, sehingga akibatnya kamu akan terjerumus ke dalam neraka!” Syarhus Sunnah, tulisan Imam Al Barbahari tahqiq Syaikh Khalid Ar Radadi. Setelah prinsip di atas jelas, sekarang kami akan membahas tentang hakikat tasawuf, agar kita bisa melihat dan menilai dengan jelas benar atau tidaknya ajaran tasawuf Tasawuf/SufiKata “Shufi” berasal dari bahasa Yunani “Shufiya” yang artinya hikmah. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa kata ini merupakan penisbatan kepada pakaian dari kain “Shuf” kain wol dan pendapat ini lebih sesuai karena pakaian wol di zaman dulu selalu diidentikkan dengan sifat zuhud, Ada juga yang mengatakan bahwa memakai pakaian wol dimaksudkan untuk bertasyabbuh menyerupai Nabi Isa Al Masih alaihi sallam Lihat kitab kecil “Haqiqat Ash Shufiyyah Fii Dhau’il Kitab was Sunnah” hal. 13, tulisan Syaikh DR. Muhammad bin Rabi’ Al Madkhali.Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata “Ada perbedaan pendapat dalam penisbatan kata “Shufi”, karena kata ini termasuk nama yang menunjukkan penisbatan, seperti kata “Al Qurasyi” yang artinya penisbatan kepada suku Quraisy, dan kata “Al Madani” artinya penisbatan kepada kota Madinah dan yang semisalnya. Ada yang mengatakan “Shufi” adalah nisbat kepada Ahlush Shuffah Ash Shuffah adalah semacam teras yang bersambung dengan mesjid Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, yang dulu dijadikan tempat tinggal sementara oleh beberapa orang sahabat Muhajirin radhiyallahu anhum yang miskin, karena mereka tidak memiliki harta, tempat tinggal dan keluarga di Madinah, maka Rasullah shallallahu alaihi wa sallam mengizinkan mereka tinggal sementara di teras tersebut sampai mereka memiliki tempat tinggal tetap dan peng- hidupan yang cukup. Lihat kitab Taqdis Al Asykhash tulisan Syaikh Muhammad Ahmad Lauh 1/34, -pen, tapi pendapat ini jelas salah, karena kalau benar demikian maka mestinya pengucapannya adalah “Shuffi” dengan huruf “fa’ “yang didobel. Ada juga yang mengatakan nisbat kepada “Ash Shaff” barisan yang terdepan di hadapan Allah azza wa jalla, pendapat ini pun salah, karena kalau benar demikian maka mestinya pengucapannya adalah “Shaffi” dengan harakat fathah pada huruf “shad” dan huruf “fa’ ” yang didobel. Ada juga yang mengatakan nisbat kepada “Ash Shafwah” orang-orang terpilih dari semua makhluk Allah azza wa jalla, dan pendapat ini pun salah karena kalau benar demikian maka mestinya pengucapannya adalah “Shafawi”. Ada juga yang mengatakan nisbat kepada seorang yang bernama Shufah bin Bisyr bin Udd bin Bisyr bin Thabikhah, satu suku dari bangsa Arab yang di zaman dulu zaman jahiliah pernah bertempat tinggal di dekat Ka’bah di Mekkah, yang kemudian orang-orang yang ahli nusuk ibadah setelah mereka dinisbatkan kepada mereka, pendapat ini juga lemah meskipun lafazhnya sesuai jika ditinjau dari segi penisbatan, karena suku ini tidak populer dan tidak dikenal oleh kebanyakan orang-orang ahli ibadah, dan kalau seandainya orang-orang ahli ibadah dinisbatkan kepada mereka maka mestinya penisbatan ini lebih utama di zaman para sahabat, para tabi’in dan tabi’ut tabi’in, dan juga karena mayoritas orang-orang yang berbicara atas nama shufi tidak mengenal qabilah suku ini dan tidak ridha dirinya dinisbatkan kepada suatu suku yang ada di zaman jahiliyah yang tidak ada eksistensinya dalam islam. Ada juga yang mengatakan -dan pendapat inilah yang lebih dikenal- nisbat kepada “Ash Shuf” kain wolMajmu’ul Fatawa, 11/5-6.Lahirnya Ajaran TasawufTasawuf adalah istilah yang sama sekali tidak dikenal di zaman para sahabat radhiyallahu anhum bahkan tidak dikenal di zaman tiga generasi yang utama generasi sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in. Ajaran ini baru muncul sesudah zaman tiga generasi ini. Lihat Haqiqat Ash Shufiyyah hal. 14.Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, “Adapun lafazh “Shufiyyah”, lafazh ini tidak dikenal di kalangan tiga generasi yang utama. Lafazh ini baru dikenal dan dibicarakan setelah tiga generasi tersebut, dan telah dinukil dari beberapa orang imam dan syaikh yang membicarakan lafazh ini, seperti Imam Ahmad bin Hambal, Abu Sulaiman Ad Darani dan yang lainnya, dan juga diriwayatkan dari Sufyan Ats Tsauri bahwasanya beliau membicarakan lafazh ini, dan ada juga yang meriwayatkan dariHasan Al Bashri” Majmu’ Al Fatawa 11/5.Kemudian Ibnu Taimiyyah menjelaskan bahwasanya ajaran ini pertama kali muncul di kota Bashrah, Iraq, yang dimulai dengan timbulnya sikap berlebih-lebihan dalam zuhud dan ibadah yang tidak terdapat di kota-kota islam lainnya Majmu’ Al Fatawa, 11/6.Berkata Imam Ibnu Al Jauzi “Tasawuf adalah suatu aliran yang lahirnya diawali dengan sifat zuhud secara keseluruhan, kemudian orang-orang yang menisbatkan diri kepada aliran ini mulai mencari kelonggaran dengan mendengarkan nyanyian dan melakukan tari-tarian, sehingga orang-orang awam yang cenderung kepada akhirat tertarik kepada mereka karena mereka menampakkan sifat zuhud, dan orang-orang yang cinta dunia pun tertarik kepada mereka karena melihat gaya hidup yang suka bersenang-senang dan bermain pada diri mereka. Talbis Iblis hal 161.Dan berkata DR. Shabir Tha’imah dalam kitabnya Ash Shufiyyah Mu’taqadan Wa Maslakan hal. 17 “Dan jelas sekali besarnya pengaruh gaya hidup kependetaan Nasrani -yang mereka selalu memakai pakaian wol ketika mereka berada di dalam biara-biara- pada orang-orang yang memusatkan diri pada kegiatan ajaran tasawuf ini di seluruh penjuru dunia, padahal Islam telah membebaskan dunia ini dengan tauhid, yang mana gaya hidup ini dan lainnya memberikan suatu pengaruh yang sangat jelas pada tingkah laku para pendahulu ahli tasawuf.” Dinukil oleh Syaikh Shalih Al Fauzan dalam kitabnya Haqiqat At Tasawwuf, hal. 13.Dan berkata Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir dalam kitab beliau At Tashawuf, Al Mansya’ wa Al Mashdar hal. 28 “Ketika kita mengamati lebih dalam ajaran-ajaran tasawuf yang dulu maupun yang sekarang dan ucapan-ucapan mereka, yang dinukil dan diriwayatkan dalam kitab-kitab tasawuf yang dulu maupun sekarang, kita akan melihat suatu perbedaan yang sangat jelas antara ajaran tersebut dengan ajaran Al Quran dan As Sunnah. Dan sama sekali tidak pernah kita dapati bibit dan cikal bakal ajaran tasawuf ini dalam perjalanan sejarah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat beliau radhiyallahu anhum yang mulia, orang-orang yang terbaik dan pilihan dari hamba-hamba Allah azza wa jalla, bahkan justru sebaliknya kita dapati ajaran tasawuf ini diambil dan dipungut dari kependetaan model Nasrani, dari kebrahmanaan model agama Hindu, peribadatan model Yahudi dan kezuhudan model agama Budha” Dinukil oleh Syaikh Shalih Al Fauzan dalam kitabnya “Haqiqat At Tashawuf” hal. 14.Dari keterangan yang kami nukilkan di atas, jelaslah bahwa tasawuf adalah ajaran yang menyusup ke dalam Islam, hal ini terlihat jelas pada amalan-amalan yang dilakukan oleh orang-orang ahli tasawuf, amalan-amalan asing dan jauh dari petunjuk islam. Dan yang kami maksudkan di sini adalah orang-orang ahli tasawuf zaman sekarang, yang banyak melakukan kesesatan dan kebohongan dalam agama, adapun ahli tasawuf yang terdahulu keadaan mereka masih lumayan, seperti Fudhail bin Iyadh, Al Junaid, Ibrahim bin Adham dan lain-lain. Lihat kitab Haqiqat At Tashawwuf tulisan Syaikh Shalih Al Fauzan hal. 15Baca pembahasan selanjutnya Hakikat Tasawuf Bag. 2—Penulis Ustadz Abdullah Taslim, Lc. Artikel Para pemikir muslim sepakat bahwa kekuatan akal atau rasionalisme sangat diperlukan dalam kajian-kajian keagamaan. sebagian menyatakan bahwa rasio ditempatkan di bawah wahyu, sebaliknya lagi menganggap bahwa rasio saja telah cukup untuk membimbing manusia dalam mengenal kebenaran dan Tuhan, wahyu diperlukan hanya sebagai justifikasi penemuan akal. Oleh karena itu, timbullah akar-akar ketegangan rasionalisme dalam Islam yakni antara teologi Islam ilm kalam dengan filsafat yang mana kedua pemikiran tersebut dalam Islam sama-sama menggunakan kekuatan rasio. Menurut Lauis Garder dan Anawati, kemunculan sistem berpikir rasional dalam Islam, pertama, karena didorong oleh munculnya mazhab-mazhab bahasa nahw lantaran adanya kebutuhan untuk bisa memahami ajaran Alquran dengan baik dan benar. Kedua, munculnya mazhab-mazhab fiqh sebagai jawaban atas pesoalan-persoalan yang muncul pada syari’at Islam dan ketiga, penerjemahan buku-buku Yunani kuno terutama filsafat Aristoteles. Di sisi lain, untuk menghindari penyimpangan rasionalisme yang berlebihan dan menjawab serangan-serangan serta berkembangnya doktrin-doktrin yag dianggap menyimpang tersebut, para ulama Islam dalam perjuangan yang kemudian memunculkan sebuah sistem berfikir rasional yang saat itu berupa teologi Muktazilah. Selain filsafat dan teologi, ada satu dimensi Islam yang bersifat esoteris yakni tasawuf yang bisa disebut juga mistisisme atau dunia kebatinan. Tasawuf merupakan usaha menaklukkan dimensi jasmani manusia agar tunduk kepada dimensi ruhanu nafs, dengan berbagai cara sambil bergerak menuju kesempurnaan akhlak sesuai dengan batasan kemampuan setelah mengerjakan berbagai kewajiban dan menghindari segala larangan. Namun adakalanya tasawuf menjadi perilaku yang berlebihan dan radikal yang mampu menjauhkan jiwa manusia dari kehidupan dunia. Terlepas dari berbagai persoalan yang timbul dalam dialektika tasawuf dalam Islam, indikasi pengaruh filsafat dalam tasawuf juga tidak dapat dihindarkan terlebih dalam konsep-konsep ketuhanan dan eksistensi manusia sebagai makhluk Tuhan.

hakikat jodoh menurut tasawuf